4 Keunggulan Makanan Lokal Nusantara

Revolusi Ilmiah – Salam Sehat
Sahabat yang berbahagia, semakin banyaknya makanan dari luar negeri, baik itu yang asli luar negeri atau dalam bentuk fastfood membuat "terasing" kan makanan lokal Nusantara. Oleh karena itu mengenali, mengolah dan mengkonsumsi makanan lokal asli Nusantara begitu penting, sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan luhur bangsa ini. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi mengenai keunggulan makanan lokal Nusantara.

Revolusi Ilmiah - Makanan lokal nusantara

Keunggulan Makanan Lokal Nusantara

Selain banyak macamnya, ternyata makanan lokal nusantara memiliki keunggulan dibandingkan dengan makanan dari luar negeri.

1. Rendah lemak

Makanan tradisional Nusantara itu lebih rendah lemak, hanya sekitar 20 persen. Berbeda dengan western food yang berkisar lebih dari 50 persen dari total kalori. Misalnya makanan tradisonal seperti, gado-gado, pecel, tiwul, nasi jagung atau makanan tradisional lainnya yang sehat.

2. Lebih alami / non kimiawi

Zat-zat kimia yang terkandung dalam makanan dan minuman yang berfungsi sebagai pemanis sintetis, pengawet, pewarna, serta penyedap rasa lainnya, bila dikonsumsi dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainnya.
Beberapa penelitian menyimpulkan faktor utama penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut adalah terkontaminasinya sel di dalam tubuh oleh zat-zat yang tidak seharusnya.
Dalam makanan tradisional, proses pengawetan, pewarnaan, maupun penyedap rasa lebih ditekankan memakai bahan alamiah yang secara medis risikonya lebih kecil terhadap munculnya masalah kesehatan. Dengan demikian, usia produktif menjadi lebih lama dan berkualitas.

3. Banyak mengandung serat

Bahan makanan lokal merupakan salah satu kekayaan budaya kuliner Nusantara. Umbi-umbian seperti ubi, talas, singkong, gadung dan bentoel banyak ditanam oleh petani selain palawija dan padi-padian. Umbi-umbian tersebut mudah diperoleh di pasar tradisional dengan harga yang lebih murah. Selama ini masyarakat menganggap umbi-umbian ini ketinggalan jaman dan kurang bergizi.
Padahal, umbi-umbian tersebut mengandung gizi tinggi, seperti gadung misalnya, yang mengandung vitamin C yang tinggi sehingga sangat bermanfaat untuk kekebalan tubuh. Bahan makanan lokal mempunyai dua manfaat sekaligus. Yaitu pertama, menjamin kelangsungan pemenuhan gizi keluarga dan kedua, sekaligus memberdayakan petani lokal. Bisa dikatakan bahwa, sebetulnya, masyarakat Nusantara secara turun temurun adalah pemakan makanan berserat.

4. Harganya lebih murah

Makanan yang sehat dan bergizi tidak perlu mahal. Banyak makanan tradisional yang baik dan sehat, seperti nasi uduk yang kaya dengan kandungan protein karena ada ayam, telur, tempe, dan lain-lain. Demikian pula halnya dengan sumber makanan hewani seperti ikan kembung, ikan sarden, ikan patin, ikan lele, dan belut, memiliki kandungan Omega 3 yang sangat tinggi. Hampir sama dengan yang terkandung dalam ikan Salmon yang harganya jauh lebih mahal.
Revolusi Ilmiah - Gerakan pangan lokal

Mari kita Gerakkan kembali ke makanan tradisional Nusantara dan cinta pangan lokal.

Selama ini kita ternyata telah banyak salah menilai terhadap makanan tradisional kita sendiri. Karena itu kemudian muncul kesadaran tentang kebangkitan nasional di bidang gizi. Yakni kembali mencintai makanan tradisional Nusantara yang sehat dan tinggi serat. Dengan menggali potensi makanan tradisonal, maka selain akan menjamin ketahanan dan kedaulatan pangan bangsa kita sendiri, juga secara tidak langsung akan memberdayakan petani dan pelaku ekonomi bangsa.
Sejumlah komunitas masyarakat yang sadar gizi menghimbau pemerintah agar mengkampanyekan dan mengedukasi masyarakat untuk menjadikan makanan tradisonal sebagai sumber utama gizi seimbang sehari-hari. Dalam kaitan ini peran keluarga terutama ibu, memiliki peran yang sangat penting dalam memperkenalkan makanan tradisional berbahan lokal kepada anak-anaknya.
Bagaimanapun, menyajikan masakan tradisional secara menarik dan tepat oleh ibu terhadap keluarganya akan berpengaruh besar terhadap anak-anak Nusantara yang sehat. Sehingga anak Nusantara tumbuh dengan kebiasaan dan pola makan bergizi seimbang yang lebih baik.
Munculnya gerakan slow food
Ada makanan fast food ada pula makanan slow food. Apa itu makanan slow food ? Begini, makanan fast food umumnya kaya lemak jenuh dan lemak trans, tinggi kalori, rendah serat, tinggi gula, dan dengan tambahan food additives sintetis untuk membuat warna, tekstur, dan rasa menggugah selera. Semua bahan tersebut kurang baik bagi kesehatan. Bahkan, fast food seperti donat dicap sebagai makanan sampah (junk food) karena nyaris tidak memberi nutrisi apapun kecuali gula, lemak, dan sejumlah kalori.
Situasi ini mengusik seorang jurnalis dan pemerhati pola hidup sehat di Italia yakni Carlo Petrini. Gerakan Slow Food pun dicetuskan di Italia pada 1986. Selanjutnya organisasi slow food didirikan pada tahun 1989 bersamaan dengan pembukaan sebuah gerai fast food di Roma, sebagai gerakan perlawanan terhadap globalisasi fast food.
Secara prinsip, Slow Food mengajak kita kembali pada ritme alami. Dengan mencermati ritme alami, kita lebih mudah menemukan makna hidup dan bisa menikmati hidup. Kita mungkin tidak sadar bahwa sesungguhnya melakukan kegiatan memasak dengan tenang tanpa terburu-buru merupakan aktifitas relaksasi (meditation on moving), yang bisa membantu melepaskan kepenatan pikiran dan jiwa. Demikian artikel dari kami semoga bermanfaat. Tetap Semangat dan Jaga Kesehatan. (UZZI)

Gambar 1, 2

Please Share and Comment ↓

Related Posts

Previous
Next Post »